MORNING IDEA FRIDAY, AUGUST 26, 2022
View PDF
26 Aug 2022

MARKET REVIEW & IHSG OUTLOOK

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah ke level 7174. Indeks dibebani oleh sektor Healthcare (-0.746%), Consumer Cyclicals (-0.54%), Infrastructures (-0.515%), Transportation & Logistic (-0.186%), Consumer Non-Cyclical (-0.156%), Properties & Real Estate (-0.037%), kendati sedikit ditopang oleh sektor Financials (0.034%), Industrials (0.057%), Technology (0.124%), Basic Materials (0.212%), Energy (1.611%). Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 7100 dan level resistance 7230.

 Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup cerah pada perdagangan Kamis kemarin, jelang pidato Ketua bank sentral AS di simposium Jackson Hole. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,98% ke posisi 33.291,78, S&P 500 melonjak 1,41% ke 4.199,12, dan Nasdaq Composite melompat 1,67% menjadi 12.639,26.

Sentimen hari ini yaitu dari AS yang mana rilis data klaim pengangguran yang kembali menurun cenderung dan direspon positif investor. Tetapi, hal ini dapat menjadi alasan The Fed untuk tetap bersikap hawkish karena pasar tenaga kerja di AS semakin pulih. Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis kemarin melaporkan klaim pengangguran turun menjadi 243.000, dari sebelumnya sebanyak 245.000. Angka klaim pengangguran Itu juga lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 255.000. Di lain sisi, simposium Jackson Hole sudah dimulai pada Kamis malam waktu Indonesia atau Kamis pagi waktu AS. Namun, Powell baru akan berpidato pada Jumat malam waktu Indonesia. Investor akan fokus untuk mengamati pernyataan Powell yang diprediksikan akan memberikan sinyal mengenai bagaimana The Fed meredam inflasi. Investor juga akan mencari petunjuk tentang berapa banyak suku bunga AS yang lebih tinggi mungkin perlu pergi dan untuk berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan sikap yang lebih melunak, jika inflasi tidak turun secara signifikan dari level tertinggi 40 tahun saat ini.

Selain itu, investor juga menanti rilis data inflasi dari indeks Personal Consumption Expenditure (PCE). Indeks PCE AS periode Juli 2022 diprediksi akan sedikit mengalami penurunan yakni menjadi 6,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 6,8% (yoy). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi PCE AS pada bulan lalu juga diprediksi melandai menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,6%. PCE sering digunakan The Fed sebagai acuan untuk mengukur inflasi dan dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya. Seandainya Powell menyatakan inflasi belum mencapai puncaknya, maka akan berdampak buruk ke pasar finansial. The Fed kemungkinan masih akan sangat agresif menaikkan suku bunga di bulan depan. Saat ini, prediksi pasar cenderung terbelah, di mana ada yang memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan September mendatang, ada juga yang memperkirakan kenaikan 75 bp.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bp ke 2,75-3% adalah 39,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bp adalah 60,5%. Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali melandai jelang pidato Powell. Yield Treasury tenor 2 tahun ditutup di posisi 3,374%, melandai 1,2 bp. Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan (benchmark)negara AS juga turun 7,5 bp ke 3,031% pada penutupan perdagangan kemarin. Dari dalam negeri, sentimen dari isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih akan mewarnai pasar keuangan dalam negeri pada hari ini. (source : CNBC Indonesia)